Masa Awal - Awal Sesudah Menikah
SUAMIKU, AKU SUKA DIRIMU APA ADANYA
( Masa awal-awal sesudah menikah )
"Mi, masih inget penampilan Abi pas kita ta'aruf kan? tau ga, Abi tuh sengaja nyari baju, celana panjang sama sendal jepit paling butut, supaya Ummi bisa ngeliat abi apa adanya. Bukan Abi yang dibuat2, mentang2 mau ta'aruf ama akhwat, trus sengaja make yang baru2, hehe..."
"Iya Bi, Ummi inget banget. Dulu Ummy malah mikir, nih ikhwan cuek banget si, ana ajah dah make baju rada cakepan dikit. Abi.. abi.. untung Ummi bukan perempuan super matre yg cuman ngeliat penampilan luar." Wanita itu tersenyum simpul kepada suaminya.
"Kan sengaja Mi, biar bisa tau akhwatnya juga. Abi kan ga mau klo cuman diliat dari penampilan luar. Jadi, bukan sembarang akhwat yang bisa jadi isteri Abi. Klo akhwat abal-abal kan, paling dah illfeel ngeliat penampilan Abi. Makanya Abi bisa dapet Isteri yang luar biasa kayak Ummi." ucap sang suami dengan lirikan mesranya.
"Huuu Abi, bisa ajah ngerayunya."
"Iya dong, Abiii ..." ucap sang suami sambil mengernyitkan dahinya. Sang isteri tersenyum manis menatap suaminya.
( Sebulan sesudah menikah )
Suamiku...
Bahkan kaupun tak malu bekerja apapun selama itu halal, demi isterimu...
"Ummi, Abi dah keterima kerja, Alhamdulillah. Jadi tukang sapu di jalan Mi. Ummi ga malu kan punya suami tukang sapu?"
"Abi...buat apa malu? yang penting kan halal. Lagipula, Abi kan ngebantu ngejaga kebersihan juga. Kebersihan kan sebagian dari iman." ujar sang isteri menguatkan.
( Memulai usaha baru dengan Bismillah )
Suamiku...
Betapa sabarnya dirimu menghadapi ujian yang Allah berikan..
"Ummi, mulai lusa, Abi jadi jualan mie ayam di ujung jalan komplek kontrakan ini. Gerobaknya dah Abiy bikin. Besok temenin Abi belanja peralatan masak sama bahan2nya ya Mi.." ucap sang suami semangat.
"Wah, Alhamdulillah. Abi kok baru bilang, klo gerobaknya udah jadi, Ummy jadi ga bantuin Abi deh. Hmm, insyaAlloh besok Ummi temenin.."
"Abis Abi kasian sama Ummi. ummi kan dah cape' ngajar. Jadi, biar Abi yang ngerjain.Ummiy do'ain Abi ya..."
"InsyaAllah Abi sayang...I Will. Klo Abi butuh bantuan, Ummy insyaAlloh bersedia, kapanpun slama Ummi bisa.."
“ Alhamdulillah, terimaksih ummi..Bismillah, semoga usaha ini berkah ya mi..”
( Beberapa bulan kemudian, di sore hari )
Sang Isteri baru saja pulang mengajar dari sekolah SD di desanya. "Abi, gimana hasil jualan Mie Ayam hari ini?"
"Waduh Mi, gerobak Abi dibobol maling. Jadi panci, kompor, sama perabot laennya dah dibawa kabur sama maling. Padahal kan dah Abi gembok."
"Innalillahi, padahal baru jualan dua bulanan ya Bi."
"He'eh Mi, Abi juga dah dapet lumayan banyak pelanggan. Tapi ya, mungkin bukan rezeki kita. Allah pasti ngasih ujian sesuai sama kemampuan hambaNya."
"Subhanallah..Abi..InsyaAlloh Bi, klo rezeki mah gak kemana."
( Usaha membahagiakan keluarga. Dibulan puasa, Dua hari menjelang lebaran. )
Suamiku...
Aku tau besarnya upayamu untuk membahagiakanku dan anak2 kita...
"Ummiy, afwan, Abi ga bisa beliin apa2 buat Ummiy di lebaran tahun ini." ujar sang suami dengan wajah yang terlihat amat kelelahan.
"Abi ga usah minta maaf sama Ummi. Ummi tau, Abi dah berusaha keras. Ga papa insyaAllah Bi, esensi makna Idul Fitri kan bukan itu..bukan baju baru dan makanan enak.." Ujar sang isteri seraya menitikkan air mata, karna terharu suaminya meminta maaf seperti itu.
Keesokan harinya..
"Abi..Ummi dapet ini nih dari sekolahan."sang isteri menunjukkan kardus dengan ukuran cukup besar. Seorang kurir baru saja mengantar kardus tersebut.
"Wah, apa ini Mi..?"
"Ummi juga belum tau Bi, coba kita buka."
Merekapun membuka kardus tersebut.
"Subhanalloh Bi, isinya banyak banget. THR Bi..."sang isteri, melihat isi kardus itu dengan pandangan penuh syukur, seraya menunjukkan kartu ucapan Idul Fitri yang diletakkan di bagian atas barang2 yang ada di dalam kardus tersebut."
"Alhamdulillah.."sang suami mengucap syukur dengan bibir yang kelu, betapa Allah teramat menyayangi mereka.
( Suamiku sangat dermawan, meski kami kekurangan )
Suamiku...
Cintaku padamu makin bertambah besar, saat ku tau bahwa kau sangat mencintai sesama... saat kau terus berupaya membahagiakan orang2 di sekitarmu...
Saat seorang bapak tua datang ke rumah mungil itu..
"Bang, anak saya sakit. Abang bisa bantu saya?saya dah ga punya duit. Saya bingung harus minta bantuan ke siapa lagi."ucap si bapak tua.
"Alhamdulillah, Bapak dateng tepat waktu. InsyaAlloh saya bisa bantu." ucap sang suami, seraya tersenyum. Sang suami ke kamarnya, mengambil uang yang akan dipinjamkan kepada Bapak tua.
"Maaf Pak, saya cuma punya segini."
"Makasi Bang, makasi. Klo saya dah dapet rezeki, insyaAllah langsung saya kembaliin."
"Sama2 Pak, Alhamdulillah, kebetulan lagi ada rezeki."
Setelah si Bapak tua pergi, sang isteri menghampiri suaminya.
"Abi, kok uangnya dikasih ke Bapak tadi. uang kita kan tinggal segitu2nya Bi."
"Bapak itu lebih butuh ketimbang kita Mi. InsyaAlloh, Allah bakalan ngasih rezeki yang lebih besar untuk kita."
"Abi bener, maafin ummi ya..dah meragukan keputusan Abi."
"ga papa Mi..."jawab suaminya sambil tersenyum.
( Janji Allah itu nyata )
Suamiku...
Kata2mu benar, bahwa Allah pasti akan memberikan rizki yang berlimpah, kepada siapapun yang Dia kehendaki..
"Ummiy, Alhamdulillah..Abi keterima kerja di TELKOM. Berkat do'a Ummi juga."
"Alhamdulillah...bener kata Abi, kita harus bersabar...akhirnya ijazah S1 Abi kepake juga ya, hehe."
"He..he..bener Miy..Alhamdulillah. Moga2 bermanfaat untuk dakwah juga ya Mi.."
"Aamiin."
( Firasat buruk )
Suamiku.. Hatiku tiba-tiba sedih..
Sang Isteri menggendong anaknya..kemudian dibonceng sang suami dengan menggunakan motor.
"Ummi, hati2 ya. Slesei tahsin jam brapa? biar nanti Abi jemput."
"Bukannya Abi mau masang spanduk bareng ikhwan2nya..?"
"Ga papa Mi, ntar Abi izin sebentar untuk ngejemput Ummi. Abi ga tega, klo Ummi sama Azam naek angkot."
"Ya uda klo gitu Bi. Ummi pulang ba'da Ashar, insyaAllah."
"Siip, Abi pamit ya. Assalamu'alaikum..."ujar sang suami sambil mengenakan helmnya.
"wa'alaikumsalam warohmatulloh wabarokatuh.." enth kenapa sang istri merasa tiba-tiba sedih saat itu.
( Semua adalah titipanNya )
Suamiku..
Sesungguhnya engkau adalah milikNya...
Ba'da Ashar
Sang suami belum datang juga.
"Abi kemana ya, kok tumben telat...?"ujar sang isteri di dalam hati.
Sang isteri pulang ke rumah dengan menggunakan angkot. Kebetulan, tiap akhir pekan, memang suami isteri tersebut pulang ke rumah orang tua sang suami. Dari kejauhan, sang isteri melihat rumah mertuanya penuh dengan warga sekitar. Dengan azam anak semata wayangnya yg tertidur pulas di dalam gendongannya, sang isteri melangkahkan kaki dengan wajah penuh tanya. Ada sesosok tubuh dibaringkan di ruang tamu. Batinnya menyangkal tapi, matanya tidak salah.
Suaminya telah tergeletak di ruangan itu, bersimbah darah. Ibu mertuanya lari memeluk sang isteri tersebut. Azam diambil dari gendongannya, oleh adik ipar sang isteri. Sang Isteri diam seribu bahasa. Wajahnya terlihat kaget. Sejenak kemudian beristighfar sebanyak2nya.
Banyak ikhwan yang datang untuk ta'ziyah. Akhwat2 memeluk sang isteri seraya menghiburnya, dan berharap bahwa sang isteri bisa bersabar. Tak setetespun air mata, keluar dari mata indahnya. Para pelayat banyak yang berkomentar,"Jenazahnya wangi..subhanallah..."
"Wangi apa ini? subhanallah..." Ya, dari jenazah sang suami, keluar bau wangi, entah dari mana. Sang akhwat diberi tau, bahwa suaminya meninggal karna tertabrak truk, ketika sedang memasang spanduk dan pamflet untuk acara bakti sosial anak-anak yatim dikotanya.
Allohurobbi ... Innalillahi wainna ilaihi rajiun ..:'((
--------------------------------------------------------
Kisah ini adalah “Based on True Story”, yang terjadi di kotanya icha. Diceritakan dari mama icha beberapa waktu lalu.
Ah ya Allah...tiap Mama cerita tentang guru tahsinnya yang satu ini, hati icha tersentuh dan haru biru..
Betapa sang isteri ini terus mengenang suaminya..tiap ketemu Mama atau slesai ngajar..pasti cerita tentang kebaikan suaminya.. dalam kesendirian... sang isteri mendidik dan menjaga dua orang anaknya.. sambil terus berharap .. bisa berjumpa dengan sang suami di akhirat kelak...
Subhanalloh, semoga kita bisa mengambil hikmah semua ini...
SUAMIKU, AKU SUKA DIRIMU APA ADANYA
( Masa awal-awal sesudah menikah )
"Mi, masih inget penampilan Abi pas kita ta'aruf kan? tau ga, Abi tuh sengaja nyari baju, celana panjang sama sendal jepit paling butut, supaya Ummi bisa ngeliat abi apa adanya. Bukan Abi yang dibuat2, mentang2 mau ta'aruf ama akhwat, trus sengaja make yang baru2, hehe..."
"Iya Bi, Ummi inget banget. Dulu Ummy malah mikir, nih ikhwan cuek banget si, ana ajah dah make baju rada cakepan dikit. Abi.. abi.. untung Ummi bukan perempuan super matre yg cuman ngeliat penampilan luar." Wanita itu tersenyum simpul kepada suaminya.
"Kan sengaja Mi, biar bisa tau akhwatnya juga. Abi kan ga mau klo cuman diliat dari penampilan luar. Jadi, bukan sembarang akhwat yang bisa jadi isteri Abi. Klo akhwat abal-abal kan, paling dah illfeel ngeliat penampilan Abi. Makanya Abi bisa dapet Isteri yang luar biasa kayak Ummi." ucap sang suami dengan lirikan mesranya.
"Huuu Abi, bisa ajah ngerayunya."
"Iya dong, Abiii ..." ucap sang suami sambil mengernyitkan dahinya. Sang isteri tersenyum manis menatap suaminya.
( Sebulan sesudah menikah )
Suamiku...
Bahkan kaupun tak malu bekerja apapun selama itu halal, demi isterimu...
"Ummi, Abi dah keterima kerja, Alhamdulillah. Jadi tukang sapu di jalan Mi. Ummi ga malu kan punya suami tukang sapu?"
"Abi...buat apa malu? yang penting kan halal. Lagipula, Abi kan ngebantu ngejaga kebersihan juga. Kebersihan kan sebagian dari iman." ujar sang isteri menguatkan.
( Memulai usaha baru dengan Bismillah )
Suamiku...
Betapa sabarnya dirimu menghadapi ujian yang Allah berikan..
"Ummi, mulai lusa, Abi jadi jualan mie ayam di ujung jalan komplek kontrakan ini. Gerobaknya dah Abiy bikin. Besok temenin Abi belanja peralatan masak sama bahan2nya ya Mi.." ucap sang suami semangat.
"Wah, Alhamdulillah. Abi kok baru bilang, klo gerobaknya udah jadi, Ummy jadi ga bantuin Abi deh. Hmm, insyaAlloh besok Ummi temenin.."
"Abis Abi kasian sama Ummi. ummi kan dah cape' ngajar. Jadi, biar Abi yang ngerjain.Ummiy do'ain Abi ya..."
"InsyaAllah Abi sayang...I Will. Klo Abi butuh bantuan, Ummy insyaAlloh bersedia, kapanpun slama Ummi bisa.."
“ Alhamdulillah, terimaksih ummi..Bismillah, semoga usaha ini berkah ya mi..”
( Beberapa bulan kemudian, di sore hari )
Sang Isteri baru saja pulang mengajar dari sekolah SD di desanya. "Abi, gimana hasil jualan Mie Ayam hari ini?"
"Waduh Mi, gerobak Abi dibobol maling. Jadi panci, kompor, sama perabot laennya dah dibawa kabur sama maling. Padahal kan dah Abi gembok."
"Innalillahi, padahal baru jualan dua bulanan ya Bi."
"He'eh Mi, Abi juga dah dapet lumayan banyak pelanggan. Tapi ya, mungkin bukan rezeki kita. Allah pasti ngasih ujian sesuai sama kemampuan hambaNya."
"Subhanallah..Abi..InsyaAlloh Bi, klo rezeki mah gak kemana."
( Usaha membahagiakan keluarga. Dibulan puasa, Dua hari menjelang lebaran. )
Suamiku...
Aku tau besarnya upayamu untuk membahagiakanku dan anak2 kita...
"Ummiy, afwan, Abi ga bisa beliin apa2 buat Ummiy di lebaran tahun ini." ujar sang suami dengan wajah yang terlihat amat kelelahan.
"Abi ga usah minta maaf sama Ummi. Ummi tau, Abi dah berusaha keras. Ga papa insyaAllah Bi, esensi makna Idul Fitri kan bukan itu..bukan baju baru dan makanan enak.." Ujar sang isteri seraya menitikkan air mata, karna terharu suaminya meminta maaf seperti itu.
Keesokan harinya..
"Abi..Ummi dapet ini nih dari sekolahan."sang isteri menunjukkan kardus dengan ukuran cukup besar. Seorang kurir baru saja mengantar kardus tersebut.
"Wah, apa ini Mi..?"
"Ummi juga belum tau Bi, coba kita buka."
Merekapun membuka kardus tersebut.
"Subhanalloh Bi, isinya banyak banget. THR Bi..."sang isteri, melihat isi kardus itu dengan pandangan penuh syukur, seraya menunjukkan kartu ucapan Idul Fitri yang diletakkan di bagian atas barang2 yang ada di dalam kardus tersebut."
"Alhamdulillah.."sang suami mengucap syukur dengan bibir yang kelu, betapa Allah teramat menyayangi mereka.
( Suamiku sangat dermawan, meski kami kekurangan )
Suamiku...
Cintaku padamu makin bertambah besar, saat ku tau bahwa kau sangat mencintai sesama... saat kau terus berupaya membahagiakan orang2 di sekitarmu...
Saat seorang bapak tua datang ke rumah mungil itu..
"Bang, anak saya sakit. Abang bisa bantu saya?saya dah ga punya duit. Saya bingung harus minta bantuan ke siapa lagi."ucap si bapak tua.
"Alhamdulillah, Bapak dateng tepat waktu. InsyaAlloh saya bisa bantu." ucap sang suami, seraya tersenyum. Sang suami ke kamarnya, mengambil uang yang akan dipinjamkan kepada Bapak tua.
"Maaf Pak, saya cuma punya segini."
"Makasi Bang, makasi. Klo saya dah dapet rezeki, insyaAllah langsung saya kembaliin."
"Sama2 Pak, Alhamdulillah, kebetulan lagi ada rezeki."
Setelah si Bapak tua pergi, sang isteri menghampiri suaminya.
"Abi, kok uangnya dikasih ke Bapak tadi. uang kita kan tinggal segitu2nya Bi."
"Bapak itu lebih butuh ketimbang kita Mi. InsyaAlloh, Allah bakalan ngasih rezeki yang lebih besar untuk kita."
"Abi bener, maafin ummi ya..dah meragukan keputusan Abi."
"ga papa Mi..."jawab suaminya sambil tersenyum.
( Janji Allah itu nyata )
Suamiku...
Kata2mu benar, bahwa Allah pasti akan memberikan rizki yang berlimpah, kepada siapapun yang Dia kehendaki..
"Ummiy, Alhamdulillah..Abi keterima kerja di TELKOM. Berkat do'a Ummi juga."
"Alhamdulillah...bener kata Abi, kita harus bersabar...akhirnya ijazah S1 Abi kepake juga ya, hehe."
"He..he..bener Miy..Alhamdulillah. Moga2 bermanfaat untuk dakwah juga ya Mi.."
"Aamiin."
( Firasat buruk )
Suamiku.. Hatiku tiba-tiba sedih..
Sang Isteri menggendong anaknya..kemudian dibonceng sang suami dengan menggunakan motor.
"Ummi, hati2 ya. Slesei tahsin jam brapa? biar nanti Abi jemput."
"Bukannya Abi mau masang spanduk bareng ikhwan2nya..?"
"Ga papa Mi, ntar Abi izin sebentar untuk ngejemput Ummi. Abi ga tega, klo Ummi sama Azam naek angkot."
"Ya uda klo gitu Bi. Ummi pulang ba'da Ashar, insyaAllah."
"Siip, Abi pamit ya. Assalamu'alaikum..."ujar sang suami sambil mengenakan helmnya.
"wa'alaikumsalam warohmatulloh wabarokatuh.." enth kenapa sang istri merasa tiba-tiba sedih saat itu.
( Semua adalah titipanNya )
Suamiku..
Sesungguhnya engkau adalah milikNya...
Ba'da Ashar
Sang suami belum datang juga.
"Abi kemana ya, kok tumben telat...?"ujar sang isteri di dalam hati.
Sang isteri pulang ke rumah dengan menggunakan angkot. Kebetulan, tiap akhir pekan, memang suami isteri tersebut pulang ke rumah orang tua sang suami. Dari kejauhan, sang isteri melihat rumah mertuanya penuh dengan warga sekitar. Dengan azam anak semata wayangnya yg tertidur pulas di dalam gendongannya, sang isteri melangkahkan kaki dengan wajah penuh tanya. Ada sesosok tubuh dibaringkan di ruang tamu. Batinnya menyangkal tapi, matanya tidak salah.
Suaminya telah tergeletak di ruangan itu, bersimbah darah. Ibu mertuanya lari memeluk sang isteri tersebut. Azam diambil dari gendongannya, oleh adik ipar sang isteri. Sang Isteri diam seribu bahasa. Wajahnya terlihat kaget. Sejenak kemudian beristighfar sebanyak2nya.
Banyak ikhwan yang datang untuk ta'ziyah. Akhwat2 memeluk sang isteri seraya menghiburnya, dan berharap bahwa sang isteri bisa bersabar. Tak setetespun air mata, keluar dari mata indahnya. Para pelayat banyak yang berkomentar,"Jenazahnya wangi..subhanallah..."
"Wangi apa ini? subhanallah..." Ya, dari jenazah sang suami, keluar bau wangi, entah dari mana. Sang akhwat diberi tau, bahwa suaminya meninggal karna tertabrak truk, ketika sedang memasang spanduk dan pamflet untuk acara bakti sosial anak-anak yatim dikotanya.
Allohurobbi ... Innalillahi wainna ilaihi rajiun ..:'((
--------------------------------------------------------
Kisah ini adalah “Based on True Story”, yang terjadi di kotanya icha. Diceritakan dari mama icha beberapa waktu lalu.
Ah ya Allah...tiap Mama cerita tentang guru tahsinnya yang satu ini, hati icha tersentuh dan haru biru..
Betapa sang isteri ini terus mengenang suaminya..tiap ketemu Mama atau slesai ngajar..pasti cerita tentang kebaikan suaminya.. dalam kesendirian... sang isteri mendidik dan menjaga dua orang anaknya.. sambil terus berharap .. bisa berjumpa dengan sang suami di akhirat kelak...
Subhanalloh, semoga kita bisa mengambil hikmah semua ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar